Latar Belakang PDK Selayang

SEJARAH PENUBUHAN:

PDK Selayang (Pusat Pemulihan Dalam Komuniti Selayang) telah ditubuhkan pada 1hb Sept 1991, oleh sekumpulan ibubapa kepada kanak-kanak kurang upaya (pada masa tersebut dipanggil sebagai kanak-kanak istimewa) yang mana anak-anak mereka telah dinafikan hak untuk menerima pembelajaran wajib dari aliran perdana sekolah.

Pada 29 Oktober 2017, Pertubuhan Pemulihan Dalam Komuniti Selayang (Pertubuhan PDK Selayang) telah didaftarkan sebagai sebuah Badan Bukan Kerajaan (Non-Gorvermental Asoociation-NGO) dengan Pendaftar Pertubuhan Malaysia Cawangan Selangor.

Bermula dengan 15 orang kanak-kanak kurang upaya kelas diadakan sekali seminggu pada setiap hari Sabtu dari jam 8:30 pagi hingga 1:00 tengahari, dengan dilatih oleh seorang Petugas PDK (panggilan Cikgu PDK pada masa tersebut) iaitu Puan Noraini Othman.

Hari ini PDK Selayang telah berkembang pesat dengan jumlah pelatih OKU PDK seramai 84 orang melalui beberapa program iaitu Kelas Harian EIP, Kelas Harian LPV, Kelas Harian Pemulihan Perubatan (Pemulihan Anggota, Pemulihan Pertuturan dan Pemulihan Carakerja), Lawatan ke Rumah dan Program Rumah Kelompok (lelaki).

Kumpulan Sasar Utama:
OKU (Orang Kurang Upaya)

Kumpulan Sasar Tambahan:
Anak-Anak Yatim, Kanak-Kanak Kurang Bernasib Baik, Ibu Tunggal/Ibu Tinggal, Warga Emas dan Keluarga Miskin (dari lingkungan kumpulan sasar utama)

Kelas Harian EIP:
5 hari/minggu; Isnin-Jumaat; 8:30am-12:30pm.

Kelas Harian LPV (Latihan Pemulihan Vokasional):
5 hari/minggu; Isnin-Jumaat; 9:00am- 4:00pm.

Kelas harian Pemulihan Perubatan pula dijalankan seperti berikut:

Pemulihan Anggota:
3 hari/minggu; Isnin, Rabu danJumaat; 8:30-11:30am; untuk OKU dari keluarga miskin dan berpendapatan rendah.

Sabtu & Ahad pula dikhaskan kepada OKU yang keluarganya mampu bayar penuh kos pakar (OKU dari keluarga kaya).

Pemulihan Pertuturan:
2 hari/minggu, Rabu dan Jumaat 8:30am- 12:00pm; untuk OKU dari keluarga berpendapan rendah dan miskin dan hari 2 hari dalam seminggu dikhaskan untuk OKU dari keluarga kaya yang mampu membayar kos pakar.

Pemulihan Carakerja:
3 hari/minggu; Isnin, Rabu dan Jumaat; 8:30-11:30am; untuk pelatih kanak-kanak; 2:30-4:00pm untuk pelatih remaja PDK.

Program Lawatan ke Rumah:
2 kali/minggu; Selasa (2:00-4:00 petang) dan Sabtu (9:30am-12:30pm). Berdasarkan keperluan dan persetujuan dari ibubapa/penjaga untuk kehadiran Petugas PDK di kediaman mereka.

Program Rumah Kelompok (Lelaki):
Menempatkan seramai 4 OKU yang telah bekerja. (telah ditamatkan pada Januari 2015)

Pengurusan:
PDK Selayang yang ditadbir-urus oleh Jawatankuasa Pertubuhan Pemulihan Dalam Komuniti Selayang yang mana barisan Jawatankuasa terdiri dari ibubapa/penjaga OKU, Masyarakat Tempatan dan seorang OKU

Kakitangan:
Seramai 12 kakitangan berkhidmat di PDK Selayang yang diketuai oleh Penyelia PDK iaitu Puan Noraini Othman, (sila lihat
side menu).


Tuesday, September 30, 2014

Banten : Kisah Siti, Penjual Bakso Berumur 7 Tahun

KISAH YANG SANGAT MENYENTUH
.. SITI, PENJUAL BAKSO BERUSIA 7 TAHUN ...
Siti, seorang bocah yatim yang ditinggal mati ayahnya sejak usia 2 tahun. Kini Siti berumur 7 tahun. Sehari-hari sepulang sekolah Siti masih harus berkeliling kampung menjajakan bakso.
Karena ... ia masih anak-anak, tentu belum bisa mendorong rombong bakso. Jadi bakso dan kuahnya dimasukkan dalam termos nasi yang sebenarnya terlalu besar untuk anak seusianya. Termos seukuran itu berisi kuah tentu sangat berat.
Tangan kanan menenteng termos, tangan kiri menenteng ember plastik hitam berisi mangkok-mangkok, sendok kuah, dan peralatan lain. Dengan terseok-seok menenteng beban seberat itu, Siti harus berjalan keluar masuk kampung, terkadang jalanannya menanjak naik.
Kalau ada pembeli, Siti akan meracik baksonya di mangkok yang diletakkan di lantai. Maklum ia tak punya meja. Terkadang jika ada anak yang membeli baksonya, Siti ingin bisa ikut mencicipi.
Tapi ia terpaksa hanya menelan ludah, menahan keinginan itu. Setelah 4 jam berkeliling, ia mendapat upah 2000 perak saja! Kalau baksonya tak habis, upahnya hanya Rp. 1000,- saja. Lembaran seribuan lusuh berkali-kali digulung-gulungnya.
Sampai di rumah, Siti tak mendapati siapapun. Ibunya jadi buruh mencangkul lumpur di sawah milik orang lain. Tak setiap hari ia mendapat upah uang tunai.
Terkadang ia hanya dijanjikan jika kelak panenan berhasil ia akan mendapatkan bagi hasilnya. Setiap hari kaki Ibunda Siti berlumur lumpur sampai setinggi paha. Ia hanya bisa berharap kelak panenan benar-benar berhasil agar bisa mendapat bayaran.
Hari itu Siti ingin bisa makan kangkung. Ia pergi ke rumah tetangganya, mengetuk pintu dan meminta ijin agar boleh mengambil kangkung. Meski sebenarnya Siti bisa saja langsung memetiknya, tapi ia selalu ingat pesan Ibunya untuk selalu minta ijin dulu pada pemiliknya.
Setelah diijinkan, Siti langsung berkubang di empang untuk memetik kangkung, sebatas kebutuhannya bersama Ibunya. Petang hari Ibunya pulang. Siti menyerahkan 2000 perak yang didapatnya. Ia bangga bisa membantu Ibunya.
Lalu Ibunya memasak kangkung hanya dengan garam. Berdua mereka makan di atas piring seng tua, sepiring nasi tak penuh sepiring, dimakan berdua hanya dengan kangkung dan garam. Bahkan ikan asin pun tak terbeli, kata Ibunda Siti.
Bayangkan, anak sekecil itu, pulang sekolah menenteng beban berat jualan bakso keliling kampung, tiba di rumah tak ada makanan. Kondisi rumahnya pun hanya sepetak ruangan berdinding kayu lapuk, atapnya bocor sana-sini. Sama sekali tak layak disebut rumah. Dengan kondisi kelelahan, dia kesepian sendiri menunggu Ibunya pulang hingga petang hari.
Sering Siti mengatakan dirinya kangen ayahnya. Ketika anak-anak lain di kampung mendapat kiriman uang dari ayah mereka yang bekerja di kota, Siti suka bertanya kapan ia dapat kiriman. Tapi kini Siti sudah paham bahwa ayahnya sudah wafat. Ia sering mengajak Ibunya ke makam ayahnya, berdoa disana.
Makam ayahnya tak bernisan, tak ada uang pembeli nisan. Hanya sebatang kelapa penanda itu makam ayah Siti. Dengan rajin Siti menyapu sampah yang nyaris menutupi makam ayahnya.
Disanalah Siti bersama Ibunya sering menangis sembari memanjatkan doa. Dalam doanya Siti selalu memohon agar dberi kesehatan supaya bisa tetap sekolah dan mengaji. Keinginan Siti sederhana saja : bisa beli sepatu dan tas untuk dipakai sekolah sebab miliknya sudah rusak.
Sahabatku yang baik hati. Jangan abaikan kisah ini, Lakukan sesuatu buat ananda siti semampu yang kalian bisa. dari hal sederhanaya namun begitu besar manfaatnya. Ialah mendoakan kebaikan padanya. Share dan bagikan pesan ini, semakin banyak yang share semakin banyak doa untuknya. Dan barangkali cerita ini sampai kebapak penguasa lalu tergerak hatinya untuk membantu Siti.
Barangkali ada yang mau datang Langsung semoga alamat ini dapat membantu: Desa Karangkamulyan, Kec. Cihara, Kabupaten Lebak, Banten Selatan
Like n Share Sahabat ^^

No comments: